10 GUNUNG INI COCOK UNTUK PENDAKI PEMULA

<p> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqMGwlPw5TrQLFp6af2IVeo1L3PncipR7cLBvhLxptChvLwMVnqgozV-ygn_SlHtmyzdBOAbiC_w2_t_TeN7UeB0lrvk0zoQIUUw1D-mNvPd-TQhsi3oFpS4ijgB9LLJomXo73yU1mGOlG/s1600/14700798_1012988055476476_1864427529895666585_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="648" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqMGwlPw5TrQLFp6af2IVeo1L3PncipR7cLBvhLxptChvLwMVnqgozV-ygn_SlHtmyzdBOAbiC_w2_t_TeN7UeB0lrvk0zoQIUUw1D-mNvPd-TQhsi3oFpS4ijgB9LLJomXo73yU1mGOlG/s320/14700798_1012988055476476_1864427529895666585_o.jpg" width="180" /></a></div> Menyaksikan keindahan panorama matahari terbit langsung dari puncak gunung, merupakan impian bagi pecinta alam seperti kamu. Namun untuk sampai kepuncak gunung membutuhkan kerja keras, terkadang kamu harus menaklukkan jalur pendakian yang licin, terjal dan sangat beresiko bahkan nyawa adalah taruhannya. Kecuali bagi mereka yang sangat handal dan mahir dalam pendakian, tentu sangat mudah untuk mencapai puncak gunung.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Tapi bagi pendaki pamula yang ingin merasakan keindahan panorama dari puncak perbukitan ini, sebenarnya bisa dilakukan dengan mencoba mendaki gunung-gunung yang ramah di Indonesia. Berikut adalah 10 gunung di Indonesia yang sangat cocok untuk pendaki pemula dan yang keindahannya tidak kalah dengan gunung-gunung lainnya:</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 1. Gunung Papandayan, Jawa Barat<br /> Terletak di Garut, Jawa Barat, Gunung Papandayan menyimpan aneka pesona yang sudah siap untuk memanjakan para pecinta alam. Selama perjalanan menuju puncak gunung berketinggian 2.265 ini, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan kawah-kawah belerang seperti Kawah Baru, Kawah Manuk, Kawah Mas, dan Kawah Nangklak. Perjalanan menuju puncak yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam ini dijamin tidak akan membuat kamu bosan karena kamu akan menemui padang bunga Edelweis yang luas bernama Tegal Alun, sekaligus melihat ke-eksotis-an hutan mati dengan ranting pepohonan yang sudah mengering.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 2. Gunung Ijen, Jawa Timur<br /> Ingin melihat langsung panorama blue fire yang mempesona dan hanya ada 2 di dunia? Mendaki Gunung Ijen yuk! Yup, salah satu tempat yang memiliki panorama blue fire yang menawan adalah Indonesia, khususnya Banyuwangi, Jawa Timur, dan satu lagi ada di Islandia. Gunung berketinggian 2.443 mdpl ini juga sangat cocok untuk kamu para pendaki pemula. Tapi tetap berhati-hati ya, karena di beberapa titik treknya cukup curam dan berpasir. Di Gunung Ijen, kamu bisa bisa menyaksikan aktivitas para penambang belerang tradisional, dan di saat gelap, tepatnya pada malam serta dini hari, kamu akan merasa beruntung bisa menikmati indahnya fenomena api biru di Kawah Ijen.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 3. Gunung Penanggungan, Jawa Timur<br /> Pengen banget mendaki Gunung Semeru? Eits sebelum menaklukkan gunung setinggi 3.676 mdpl ini, ada baiknya kamu latihan dulu dengan mendaki Gunung Penanggungan yang disebut-sebut sebagai miniatur Semeru. Gunung yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur ini memiliki puncak yang tandus dan mirip dengan Gunung Semeru. Untuk mencapai ke puncaknya, hanya dibutuhkan waktu sekitar 4 jam melalui jalur Tamiajeng, Trawas. Namun jika kamu ingin merasakan suasana pendakian yang berbeda, kamu bisa melewati jalur Jolotundo dan menemukan candi-candi tua peninggalan sejarah. Walaupun jalur pendakiannya tergolong tidak terlalu berat untuk pemula, kamu tetap harus berhati-hati karena gunung berketinggian 1.653 mdpl ini memiliki kemiringan mencapai 65 derajat.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 4. Gunung Batur, Bali<br /> Liburan ke Bali tidak melulu harus main ke pantai. Sesekali kamu wajib mencoba untuk mendaki di Gunung Batur yang terletak di daerah Kintamani. Gunung dengan ketinggian 1.717 mdpl ini juga sangat ramah untuk kamu yang baru pertama kali hiking, lho. Untuk mencapai ke puncaknya, hanya dibutuhkan waktu paling lama 3 jam dengan trekking yang tidak terlalu sulit. Sesampai dipuncak, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan salah satu kaldera terindah di dunia dengan pusatnya Danau Batur. Jika berkesempatan untuk mendaki gunung ini, sempatkan waktu untuk bermalam dan berburu sunrise di pagi hari. Melihat keindahan matahari terbit dari puncak Gunung Batur pastinya akan membuat kamu berdecak kagum.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 5. Gunung Pulosari, Banten<br /> Jika kamu mencari pendakian yang tidak jauh dari Jakarta, Gunung Pulosari yang terletak di Pandeglang, Banten ini bisa jadi pilihan pendakian yang tergolong sangat ramah bagi pendaki pemula. Gunung Pulosari dengan ketinggian 1.346 mdpl ini termasuk gunung berapi yang masih aktif. Selama perjalanan menuju puncaknya yang hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam, kamu bisa menikmati panorama hutan dengan jenis tumbuhan yang beragam, Curug Putri, dan Kawah Ratu yang cantik. Di puncak Pulosari, kamu juga bisa menyaksikan indahnya matahari terbit yang mampu menghilangkan rasa capek selama pendakian.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 6. Gunung Kelimutu, Flores<br /> Last but not least, ada Gunung Kelimutu di Flores yang juga sangat cocok untuk kamu yang baru pertama mendaki gunung. Gunung yang terletak di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, sudah siap untuk memanjakanmu dengan pemandangan Danau Kelimutu tiga warna yang sangat menawan. Untuk sampai ke puncak Kelimutu, hanya dibutuhkan waktu sekitar setengah jam dengan jalur pendakian ringan yang sudah disediakan oleh pengelola Taman Nasional Gunung Kelimutu.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 7. Gunung Nglanggeran, Yogyakarta<br /> Berencana liburan ke Yogyakarta? Selain wisata kuliner dan budaya, kamu juga bisa mendaki Gunung Nglanggeran yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul.  Dengan ketinggian 700 mdpl dan medan yang cenderung landai, gunung yang satu ini sangat cocok untuk kamu pendaki pemula dan hanya butuh waktu 1 jam untuk sampai ke puncaknya. Kamu juga tidak perlu takut saat menemui medan yang agak licin dan batu karang karena sudah tersedia tangga-tangga kayu dan tali yang bisa membantumu untuk melewati medan tersebut. Perjalanan ke desa Nglanggeran bisa kamu tempuh dengan waktu kurang lebih satu jam dari Yogyakarta. Jika ingin lebih lama menikmati suasana di gunung purba yang satu ini, kamu juga bisa membangun tenda di area camping ground yang sudah tersedia.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 8. Gunung Andong, Jawa Tengah<br /> Pengen banget berpetualang dan naik gunung sendiri? Gunung Andong yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini paling cocok untukmu. Dengan jalur pendakiannya yang mudah dan dilengkapi dengan sejumlah papan petunjuk, kamu tidak perlu takut tersesat di gunung berketinggian 1.762 mdpl ini. Walaupun tidak terlalu tinggi, kamu tetap bisa mendapatkan pemandangan yang menawan dan bisa melihat langsung view ke Gunung Merbabu. Nah kalau kamu mendaki ke Gunung Andong, jangan lupa untuk bermalam agar kamu bisa menikmati pemandangan sunrise yang luar biasa cantiknya. Walaupun hiking sendiri, pastinya akan terasa menyenangkan dengan pemandangan yang ditawarkan Gunung Andong.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 9. Gunung Prau, Jawa Tengah<br /> Masih dari Jawa Tengah, ada satu lagi gunung yang sangat cocok untuk pendaki pemula, Gunung Prau. Terletak di Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Patak Banteng, puncak Gunung Prau menawarkan hamparan lautan awan yang sudah siap untuk memanjakan mata dan menenangkan pikiran kita. Gunung yang tingginya mencapai 2.565 mdpl ini juga bisa menjadi tempat yang tepat bagi kamu yang ingin melihat cantiknya golden sunrise, lho. Selain menikmati awan-awan cantik dari puncak Prau, kamu juga bisa melihat pemandangan puncak Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu dari kejauhan. Hanya dengan pendakian selama kurang lebih 3 jam, kamu sudah bisa menginjakkan kaki di puncak Prau dan menikmati keindahan salah satu gunung dengan puncak terluas di Indonesia ini.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 10. Gunung Gede, Jawa Barat<br /> Jika ingin melihat keindahan hamparan padang bunga edelweis, Gunung Gede bisa jadi salah satu rekomendasi terbaik. Terletak di Bogor, Jawa Barat, gunung yang masih termasuk bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini sangat cocok untuk pendaki pemula maupun yang sudah berpengalaman. Untuk kamu yang masih pemula, bisa mendaki gunung berketinggian 2.958 mdpl ini melalui jalur Cibodas yang medannya tidak terlalu terjal dengan waktu tempuh kurang lebih 6 jam. Selain padang edelweis, selama perjalanan mata kamu juga akan dimanjakan dengan pemandangan air terjun Cibereum, menikmati hangatnya sumber air panas, hingga telaga. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, Gunung Gede sangat cocok untuk melepas kepenatan saat weekend. Untuk menuju ke sana, kamu bisa naik kereta api dengan tujuan Stasiun Bogor, lalu naik angkutan kota ke terminal Barangsiang untuk kemudian disambung dengan angkot menuju Cibodas.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Walaupun tergolong memiliki medan yang cukup mudah bagi pendaki, namun tetap harus mempersiapkan diri sebelum pendakian. Persiapkan fisik dan mental, informasi medan tempuh dan gunakan perlengkapan pendakian yang lengkap (disini https://goo.gl/vwvpdZ) untuk meminimalisir kesalahan kecil dalam pendakian. Silahkan coba, semoga sukses.</div> </p>

Menyaksikan keindahan panorama matahari terbit langsung dari puncak gunung, merupakan impian bagi pecinta alam seperti kamu. Namun un...

Tips Bagi wanita berhijab yang ingin mendaki gunung untuk pertama kalinya

<p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6d863sGe8KHS3dDLsqG7qEJVJd9MZ2D2gNg1PXrrCLjs_2c1qYYJRjIy62B2dn1qFgdroQ2MJl4P7-hc8DoNK6L02HwHos8rOVOQ5bJvRWM3mjkrNGQcHaBtKl7W2QBvRP7ME1tq3txJN/s1600/14706864_1716878991970360_2906400240783350331_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6d863sGe8KHS3dDLsqG7qEJVJd9MZ2D2gNg1PXrrCLjs_2c1qYYJRjIy62B2dn1qFgdroQ2MJl4P7-hc8DoNK6L02HwHos8rOVOQ5bJvRWM3mjkrNGQcHaBtKl7W2QBvRP7ME1tq3txJN/s320/14706864_1716878991970360_2906400240783350331_o.jpg" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Kadang, untuk sekadar mencoba suatu hal baru, wanita berhijab selalu memiliki berbagai dilema, meskipun bagi sebagian orang itu bukanlah sebuah masalah yang patut dikhawatirkan. Kini, Kamu para wanita berhijab tidak harus takut untuk keluar dari zonamu, mencari sebuah pengalaman baru yang semua orang di dunia ini juga lakukan, seperti mendaki gunung.</div> <div style="text-align: justify;"> Ini tips bagi wanita berhijab yang ingin mendaki gunung untuk pertama kalinya:</div> <h2 style="text-align: justify;"> 1. Yakinkan dirimu, jangan ada sedikitpun pemikiran negatif sebelum Kamu memutuskan mendaki gunung</h2> <div style="text-align: justify;"> Saya tahu, untuk urusan ibadah itu adalah nomor satu, jangan berpikir Kamu tidak bisa melakukan ibadah di gunung. Bahkan dalam agama juga telah diajarkan untuk tayamum untuk menggantikan wudhu, nothing imposible. Kamu hanya perlu berjalan hingga akhir untuk bisa menemukan keindahan di gunung yang akan Kamu daki.</div> <div style="text-align: justify;"> Sebagai seorang wanita yang berjilbab, awalnya, saya pikir saya akan menemukan banyak keribetan saat harus menunaikan kewajiban saya di gunung, tapi kenyataannya, saya selalu menemui kemudahan di manapun dan kapanpun. <em>Be possitif.</em></div> <h2 style="text-align: justify;"> 2. Persiapkan fisikmu untuk bisa sampai ke Puncak Gunung</h2> <div style="text-align: justify;"> Setelah tekadmu bulat, jangan lupa melatih fisikmu sebelum hari H mendaki. Persiapan fisik sangat penting untuk beradaptasi di gunung, karena nantinya Kamu akan terus berjalan berkilo-kilo meter menyusuri hutan dan padang sabana. Jangan langsung berpikiran fisikmu tak mungkin kuat dengan rintangan-rintangan itu, dulu saya juga merasa demikian. Namun, dengan hasil latihan fisik, saya merasa seperti sedang di <em>mall </em>dengan pemandangan super indah yang semakin membuat saya semangat.</div> <div style="text-align: justify;"> Cobalah joging 2-3 kali memutari lapangan sepak bola setiap 2 hari sekali sebelum hari H pendakianmu. Jika tidak ada banyak waktu, setidaknya sempatkanlah jogging sekali sebelum mendaki.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 3. Jangan lupa persiapkan alat mendakimu</h2> <div style="text-align: justify;"> Yap, Kamu pasti selalu bertanya-tanya alat apa saja yang harus dibawa saat naik gunung bukan? Nah, peralatan mendaki sendiri dibagi menjadi dua macam, peralatan pribadi dan peralatan kelompok.</div> <div style="text-align: justify;"> Untuk peralatan pribadi sendiri biasanya terdiri dari baju ganti, <em>make-up</em>(?), <em>sleeping bag</em>, minuman, <em>snack</em> kesukaan, obat pribadi, survival kit, tisu basah dan beberapa potong hijabmu tentunya. Nah, untuk peralatan kelompok biasanya terdiri dari tenda, logistik (makanan kelompok:beras, sayuran, lauk pauk), alat masak, p3k, dan matras.</div> <div style="text-align: justify;"> Kamu jangan sampai melupakan barang, ya! ini demi keselamatan dan kenyamananmu.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 4. Sertakan teman Lelaki yang Kamu percaya untuk memandu pendakian</h2> <div style="text-align: justify;"> Saya tahu Kamu tipe wanita yang akan merasa canggung jika harus berdekatan dengan lelaki, namun tak ada salahnya Kamu memilih beberapa teman lelaki yang Kamu percaya untuk memandu perjalananmu. Jangan lupa sertakan beberapa teman wanitamu untuk memecah suasana hening saat perjalanan.</div> <div style="text-align: justify;"> Ini pasti akan menjadi perjalanan mendaki yang sangat sempurna bersama teman-temanmu.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 5. Takut Hijabmu Kusut? Coba cara packing ini</h2> <div style="text-align: justify;"> Kamu bisa menggulung hijabmu di dalam ransel. Usahakan jangan tempatkan hijabmu di bagian paling bawah ranselmu, karena ini bisa membuat hijabmu kusut.</div> <div style="text-align: justify;"> Selalu usahakan membuangkusnya dalam plastik, begitupun baju gantimu. Karena cuaca di gunung tidak bisa di tebak. Jika tiba-tiba hujan, Kamu bisa melindungi pakaian dan hijabmu dengan adanya plastik.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 6. Kostum mendaki yang cocok mendakimu itu pakaian yang menyerap keringat, tapi menghalau udara dingin</h2> <div style="text-align: justify;"> Sejatinya, Kamu bisa memilih beberapa pakaian untuk mendaki yang juga sering digunakan oleh kebanyakan orang. Yap, saya tahu Kamu bukan orang-orang yang memakai pakaian yang sembarangan. Kamu bisa memilih ukuran kostum mendakimu, tidak usah khawatir terlihat beberapa onjolan yang tidak perlu menonjol.</div> <div style="text-align: justify;"> Yang terpenting adalah Kamu harus memilih pakaian khusus mendaki yang bisa menyerap keringat dan menghalau dingin. Karena biasanya Kamu akan tiba-tiba dingin ketika baru memulai mendaki, jangan langsung memakai jaket karena nantinya Kamu akan merasa sangat berkeringat setelah berjalan. Ini gunanya kostum mendaki yang perlu Kamu tahu, jadi jangan sembarangan membawa baju yang sering Kamu pakai untuk mendaki.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 7. Lindungi tanganmu dengan sarung tangan</h2> <div style="text-align: justify;"> Selain bisa membuatmu terlindung dari udara yang dingin di gunung, ini cocok untuk Kamu menutup aurat, bukan? Kamu harus bawa ini!</div> <h2 style="text-align: justify;"> 8. Bawa slayer, ya!</h2> <div style="text-align: justify;"> Yap, setiap wanita ingin tetap cantik saat mendaki, termasuk Kamu pastinya. Menurut saya, slayer adalah peralatan mendaki untuk wanita hijab yang harus dibawa. Kamu bisa melindungi debu-debu yang beterbangan saat Kamu mendaki.</div> <h2 style="text-align: justify;"> 9. Bingung mau buang air? Tenang saja, Kamu bisa lakukan cara ini</h2> <div style="text-align: justify;"> Wanita selalu tidak ingin jauh-jauh dari kamar mandi. Kamu pasti bingun harus ke mana jika ingin sekali ke belakang dan buang air. Solusi nyatanya, Kamu hanya tinggal ke semak-semak dan membawa tisu basah.</div> <div style="text-align: justify;"> Bawa serta teman wanitamu untuk berjaga-jaga, ya! Semua masalah bisa diatasi, Kamu tidak perlu khawatir merasa ingin buang air saat mendaki.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nah iu tadi adalah tips bagi pendaki yang mengunakan hijab ya sahabat KKPA..</div> <div style="text-align: justify;"> semoga bermanfaat.. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sumber : <a href="http://phinemo.com/tips-wanita-berjilbab-mendaki-gunung/" target="_blank">Phinemo </a></div> </p>

Kadang, untuk sekadar mencoba suatu hal baru, wanita berhijab selalu memiliki berbagai dilema, meskipun bagi sebagian orang itu bukanlah...

8 TIPS MENDAKI SAAT MUSIM HUJAN

<p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhth1v-2a3bq3B7WTey0khSEr80lb34qwF7CK2irkLqZXohoJgd-XgSv2grefMso9PSpud-jYtUXRxMAPh2-2Rm_G5KI2-dkjiT6p4kv3ctJ8jUp2ueokMcPyxUGtRvtONU8LtVEuitSiBl/s1600/14700983_1012986952143253_8460741694940502684_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhth1v-2a3bq3B7WTey0khSEr80lb34qwF7CK2irkLqZXohoJgd-XgSv2grefMso9PSpud-jYtUXRxMAPh2-2Rm_G5KI2-dkjiT6p4kv3ctJ8jUp2ueokMcPyxUGtRvtONU8LtVEuitSiBl/s320/14700983_1012986952143253_8460741694940502684_o.jpg" width="180" /></a></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Apakah bagi kamu musim penghujan merupakan penghalang saat pendakian? hmm.. mungkin bagi pendaki ulung seperti kamu musim penghujan bukanlah ancaman serius, karena mendaki gunung merupakan panggilan jiwa dan seorang petualang tentu akan mempunyai sifat pantang menyerah apapun resikonya. Untuk menganisipasi adanya resiko yang tidak diinginkan, perhatikan hal-hal berikut sebelum pendakian:<br /> </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> 1. Bawalah Bekal Makanan yang Banyak,<br /> Saat musim hujan tentu perut kita akan sering lapar maka dari itu bawalah makanan yang cukup, jangan sampai kamu kelaparan di tengah hujan karena akan sangat berisiko.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 2. Simpan Barang Bawaan Dalam Plastik Kedap Udara<br /> Hal ini sangat penting dilakukan, jika tidak barang bawaan kamu akan sia-sia dibawa karena basah.Pilihlah plastik kedap udara agar air sama sekali tidak masuk membasahi barang. Utamakan menyimpan gadget dan pakaian dalam plastik dan usahakan terpisah.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 3. Pakailah Pakain (Jaket) Hangat<br /> Saat musim hujan angin biasanya berhembus cukup kencang, dengan jaket yang tebal dan hangat kamu akan terhindar dari masuk angin yang bisa mengakibatkan tubuh tidak fit.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 4. Pakai Sepatu Boot<br /> Sepatu boots jadi alas kaki terbaik untuk dikenakan ketika musim hujan tiba. Dengan menggunakan sepatu ini, Anda jadi bisa melangkah dengan nyaman tanpa kuatir air masuk ke dalam sepatu. Selain itu, kaki pun akan terasa lebih hangat.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 5. Siapkan Ponco<br /> Jika sudah ada tanda – tanda air hujan akan turun, segera kenakan jas hujan atau ponco. Gunanya tentu untuk melindungi tubuh terkena langsung air hujan yang turun deras.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 6. Gunakan Gaiter<br /> Tentunya ini akan menjadi rintangan sendiri yang harus dihadapi pendaki. Dengan memakai gaiter, setidaknya dapat mengurangi serangan binatang pacet yang sering menempel di kaki.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 7. Jangan Berkemah Jika Cuaca tidak Memungkinkan<br /> Berkemah di gunung saat musim hujan akan terasa sangat tidak nyaman. Apalagi jika ada banyak perlengkapan yang basah seperti pakaian, tas, sepatu dan sebagainya. Rembesan air juga menjadi salah satu gangguan ketika barang bersentuhan dengan tenda. Untuk itu, perlu menentukan gunung yang tepat dengan rute yang tidak terlalu panjang</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /> 8. Pakailah Trekking Pole<br /> Penggunaan trekking pole atau tongkat pendakian bisa sangat membantu atau jika tidak ada anda juga bisa menggunakan ranting pepohonan yang telah patah. Hal ini tentu sangat membantu kareba keadaan tanah licin dan sangat beresiko terpeleset atau tergelincir.<br /> </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Demikian 8 Tips yang bisa kamu siapkan saat ingin melakukan pendakian di musim penghujan. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Semoga bermanfaat & Salam Lestari </div> </p>

Apakah bagi kamu musim penghujan merupakan penghalang saat pendakian? hmm.. mungkin bagi pendaki ulung seperti kamu musim penghujan bukan...

Hipotermia, Kenali Gejalanya, Belajar Menanganinya

<p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinQTJxRIpp-Qfz-Hx2sZMZYuZNvAZWgBbh09qtt5XI6cpmcKi9RmlcivbVNknKOujba3_S7RxzEbHEXqTvkzFt7JwkFc9CqspdriZ2W3Bzry4fbKJkERj3LU2rBY22aX_bzGJYxiv_kgPg/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinQTJxRIpp-Qfz-Hx2sZMZYuZNvAZWgBbh09qtt5XI6cpmcKi9RmlcivbVNknKOujba3_S7RxzEbHEXqTvkzFt7JwkFc9CqspdriZ2W3Bzry4fbKJkERj3LU2rBY22aX_bzGJYxiv_kgPg/s1600/index.jpg" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Apa sih itu Hipotermia?</b></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Hipotermia adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan panas tubuh atau menyesuaikan suhu dengan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>cuaca dingin. Suhu tubuh normal manusia berkisar 36.5 – 37.5 derajat celcius. Jika suhu tubuh berada di bawah 35 derajat, berarti betul terkena hipotermia. Ketika dipegang, tubuhnya tetap hangat tetapi suhu tubuhnya menurun. Oleh karena itu banyak yang menganggap sepele dengan gejala hipotermia dan mengira bahwa korban sedang meracau karena kesurupan. Padahal itu salah besar.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Gejala Hipotermia itu seperti apa?</b><br /> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">RINGAN</b></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">SEDANG</b></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Mulai sulit melakukan gerakan tubuh yang rumit, seperti mencengkeram, atau memanjat, meskipun si pendaki masih bisa berjalan dan berbicara normal. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">BERAT </b></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Merinding makin hebat dan datang bergelombang, dan tiba-tiba berhenti. Makin lama fase berhenti merinding semakin panjang, hingga akhirnya benar-benar berhenti. Hal ini disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Korban jatuh dan tak bisa berjalan/melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas tubuhnya. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Otot mulai kaku. Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Kulit terlihat mulai pucat. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Bola mata tampak membesar.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Denyut nadi terasa menurun. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Pada suhu 30 derajat Celcius, kondisi tubuh masuk ke dalam fase penghentian metabolisme. Korban tampak seperti mati, padahal sebetulnya masih hidup. </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Pada suhu internal 32 derajat Celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi, menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> (Sumber : Buku Panduan BKP Mapala UI 2012) dan tulisan senior saya <a href="http://health.kompas.com/read/2013/12/28/1656014/Waduh.Itu.Gejala.Hipotermia.Bukan.Kesurupan." target="_blank">"Waduh Itu Gejala Hipotermia Bukan Kesurupan"</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Bagaimana cara menangani Hipotermia?</b></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> 2012 kemarin ketika saya dan teman-teman melakukan pendakian ke Gunung Masurai di Jambi, salah satu teman, R, terkena Hipotermia. Penyebabnya waktu itu R lupa mengganti baju jalan dengan baju kering. Ketika melakukan pendakian, tubuh kita pastinya berkeringat dan basah. Sebaiknya langsung mengganti baju jalan dengan baju kering ketika tiba di <i style="mso-bidi-font-style: normal;">camp.</i></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Hari itu adalah hari ketiga pendakian. Kami tiba di <i style="mso-bidi-font-style: normal;">camp</i> sekitar pukul 4 sore, angin bertiup kencang dan udara cukup dingin, namun R tidak memakai jaket serta masih memakai baju jalannya. Ketika kita mengingatkan agar dia pakai jaket, R berdalih dengan mengatakan dia tidak kedinginan karena sedang memasak air, dan malah merasa kepanasan. Aneh kan.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> R mulai terlihat pucat dan kami curiga dia sakit. PJ Medis perjalanan kami langsung mengambil thermometer dan mengecek R. Ternyata suhu tubuhnya 32 derajat celcius padahal tubuhnya tidak dingin. R positif terkena Hipotermia dan kami langsung melakukan langkah-langkah ini :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Mengganti baju R dengan yang kering</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Membawa R ke dalam tenda dan memasukkannya ke dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sleeping bag</i>. (Sebenarnya lebih bagus lagi kalau dibungkus <i style="mso-bidi-font-style: normal;">aluminium foil</i>)</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Kami sudah mengantisipasi akan munculnya hipotermia sehingga membawa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hot pack</i> dan plastik. Kami memasak air hangat dan memasukkannya ke dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hot pack</i>, botol minum dan plastik kemudian meletakkannya di leher, ketiak, bawah lutut dan ujung kaki R.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Selama suhu tubuhnya belum stabil, R harus diajak ngobrol terus-terusan, berinteraksi, memaksa dia untuk tetap sadar dan tidak tidur. Waktu itu R sudah kehilangan kesadaran. Apapun pertanyaan atau kata-kata yang kami lontarkan hanya dijawab dengan erangan “eeuhh…euuuhh”</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Sebenarnya langkah yang lebih baik adalah melakukan metode <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skin-to-skin</i> atau transfer panas tubuh dengan menempelkan tubuh dalam kondisi telanjang. Tetapi, waktu itu, kami masuk ke sleeping bag bersama R tanpa membuka baju karena sudah ada bungkusan air panas di seluruh tubuhnya. Sebaiknya metode <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skin-to-skin</i> ini dilakukan sesama jenis ya. *ya iyalah*</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Ketika R sudah sedikit sadar,<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>kami menyendokkan teh dan coklat hangat. Disendokkan sedikit-sedikit ke dalam mulutnya. Waktu itu kami para perempuan berbagi tugas, ada yang masak air, menyiapkan minuman hangat, memeluk dan mengajak R berinteraksi agar tetap sadar. </li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Setelah beberapa jam, suhu R naik menjadi 36 derajat celcius. Kesadaran R juga sudah pulih, dia bisa berbicara dengan lancar walau sedikit terbata-bata. Lalu kami memberikan makan R, coklat dan madu rasa. Kami cek nadi dan nafasnya sudah stabil. Karena sudah malam, kami tertidur bersama R di dalam tenda.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Keesokan paginya, R sudah kembali normal. Namun karena khawatir akan terulang lagi, R diputuskan untuk diantarkan turun ke desa terdekat untuk proses pemulihan. Waktu itu adalah hari ke 3 dari rencana 12 hari perjalanan. Besar kemungkinan R terkena Hipotermia lagi di cuaca yang mungkin lebih ekstrim di 9 hari kedepannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kami waktu itu tahu bahwa R sedih harus turun dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Tapi syukurlah dia akhirnya mengerti bahwa kami mengambil keputusan tersebut untuk keselamatan dan kebaikan dirinya.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Bagaimana cara mencegah Hipotermia?</b> </div> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Membawa perlengkapan pendakian yang cukup seperti yang saya tulis di<a href="http://satyawinnie.blogspot.com/2013/09/tips-mendaki-gunung-tetap-cantik-untuk.html" target="_blank"> sini.</a> Jangan lupa juga untuk membungkus seluruh perlengkapan dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">trash bag</i> agar tidak basah ketika hujan.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Jangan lupa untuk selalu mengganti pakaian jalan dengan pakaian kering begitu tiba di camp.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Dirikanlah tenda di tempat yang terlindung dari angin. Sebaiknya pakailah tenda yang terdiri dua lapis, tenda dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flysheet.</i></li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Jaga tubuh untuk tetap hangat dengan jaket, sarung tangan, kaus kaki, kupluk, syal dan tidur di dalam tenda memakai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sleeping bag</i>, bukan cuma sarung.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span>Makan karbohidrat yang cukup seperti nasi, roti, sereal, lalu makan daging agar dibakar menjadi energi. Kebanyakan pendaki hanya membawa Indomie untuk logistik pendakian. Dari mana energinya coba? Kalau bisa bawa stok minuman hangat yang banyak seperti teh, kopi, coklat, wedang dll.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Jangan pakai <b>JEANS</b> ke gunung. Bahan jeans itu tidak baik dan menyerap dingin. Kalau basah, juga susah dikeringkan. Nggak ada untungnya deh pakai jeans ke gunung. Lebih baik pakai celana cargo atau celana panjang berbahan selain jeans. </li> <li>Sedia selalu rain coat ketika mendaki gunung. Jadi ketika di perjalanan terkena hujan, langsung pakai rain coat nya.</li> <li>Dalam pendakian pasti ada ritme waktu. 30 menit -1 jam menit jalan, 10 menit isthirahat. Manfaatkan waktu isthirahat itu untuk makan snack, minum minuman hangat dan pakai jaket untuk menjaga panas tubuh.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kita harus sadar bahwa di alam bebas, apa pun bisa terjadi. Jangan sampai karena lelah mendaki, kita jadi tidak peduli dengan diri sendiri. Selain itu kita juga harus peduli dengan teman seperjalanan kita. Ketika dia sudah terlihat tidak biasa, pucat atau mengeluh, segera cek kondisinya agar tidak terlambat ditangani.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sumber : <a href="http://www.satyawinnie.com/2014/01/hipotermia-kenali-gejalanya-belajar.html" target="_blank">Satyawinnie </a></div> </p>

Apa sih itu Hipotermia? Hipotermia adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan panas tubuh atau menyesuaikan suhu dengan   cuaca d...

Mountain Sickness, Penyakit yang Sering Menyerang Saat Naik Gunung

<p> <div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkX1P-jmzkoLyxH5aW5w4z7qtXHP-iph-5x0q2cZZ6V_pq3ntNmrCbpOCImnU5RYnMNxJIO4PvIRE-m1eMpChJr5ygEtmaOBVsYcDcml5KbdIZf7b6Y7AkBQS8wm8c4BUZQq1JqmJo_n7G/s1600/14633104_1716884158636510_5055632143337496929_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkX1P-jmzkoLyxH5aW5w4z7qtXHP-iph-5x0q2cZZ6V_pq3ntNmrCbpOCImnU5RYnMNxJIO4PvIRE-m1eMpChJr5ygEtmaOBVsYcDcml5KbdIZf7b6Y7AkBQS8wm8c4BUZQq1JqmJo_n7G/s320/14633104_1716884158636510_5055632143337496929_o.jpg" width="240" /></a></div> Mendaki gunung menjadi salah satu hobi yang banyak digemari remaja beberapa tahun belakangan. Namun, tahukah Anda bahwa pendakian yang tidak disertai dengan persiapan yang matang justru bisa membahayakan pendaki? Salah satu kondisi yang bisa mengancam keselamatan saat pendakian adalah <i>acute mountain sickness</i> (AMS). </div> <div style="text-align: justify;"> AMS atau yang sering kali disebut sebagai penyakit gunung bisa terjadi saat pendaki berada atau bermalam di ketinggian tertentu. Sekitar 25% penyakit gunung ini dialami saat pendaki berada di ketinggian 2400 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan sekitar 40-50% terjadi saat pendaki berada di ketinggian 3000 mdpl. Kondisi ini bisa terjadi pada usia tua dan muda, pria ataupun wanita, walaupun beberapa penelitian menyatakan wanita lebih sering terkena dibanding pria. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan kadar oksigen dan tekanan udara yang semakin berkurang saat mendaki ke tempat yang lebih tinggi.</div> <h2 style="text-align: justify;"> Apa yang membuat saya berisiko terkena acute mountain sickness?</h2> <div style="text-align: justify;"> Sampai saat ini tidak ada alat diagnosis yang bisa memprediksi dengan pasti kejadian penyakit gunung ini, namun angka kejadian penyakit ini biasanya semakin meningkat apabila ditemukan faktor risiko berikut:</div> <ul style="text-align: justify;"> <li>Mempunyai riwayat AMS sebelumnya</li> <li>Meminum alkohol atau aktivitas berlebihan saat tubuh belum beradaptasi dengan ketinggian</li> <li>Pendakian yang terlalu cepat (mencapai ketinggian 2700 mdpl dalam waktu kurang dari 1 hari)</li> <li>Mempunyai kondisi medis yang mempengaruhi sistem pernapasan</li> <li>Tidak terbiasa berada di tempat tinggi </li> </ul> <h2 style="text-align: justify;"> Gejala acute mountain sickness</h2> <div style="text-align: justify;"> Gejala dan tanda dari AMS biasanya timbul dalam waktu beberapa jam sampai 1 hari, gejala yang timbul bisa berupa gejala yang ringan sampai berat. Berikut adalah gejala dan tanda jika Anda mengalami AMS :</div> <ul style="text-align: justify;"> <li>Sakit kepala</li> <li>Pusing</li> <li>Lelah</li> <li>Tidak bisa tidur (sering terbangun saat tidur)</li> <li>Kehilangan nafsu makan</li> <li>Mual dan muntah</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Apabila tidak ditangani dengan baik, AMS ini bisa berlanjut pada kondisi lebih buruk, berupa edema otak dan edema paru. Pada kondisi edema terjadi penumpukan cairan, sehingga fungsi dari organ tersebut terganggu. Tanda dari edema di paru adalah pasien merasa sesak atau sulit bernapas, dan kondisi ini seringkali diperberat dengan posisi tidur, dan diperingan dengan posisi duduk atau berdiri. Sedangkan edema otak biasanya ditandai dengan perasaan lemas, pusing, penurunan kesadaran yang mudah dikenali dengan pembicaraan yang meracau atau penderita yang tampak sering terkantuk, seperti orang mabuk atau dalam beberapa kasus seperti orang kesurupan.</div> <h2 style="text-align: justify;"> Apa yang harus dilakukan saat gejala acute mountain sickness muncul?</h2> <div style="text-align: justify;"> Apabila ditemukan tanda dan gejala di atas, waspadalah, Anda atau rekan pendakian anda mungkin sedang mengalami serangan AMS. Menghentikan sementara pendakian merupakan terapi efektif bagi AMS, biarkan tubuh Anda beristirahat dan membiasakan diri dengan kadar oksigen dan tekanan udara yang rendah di ketinggian. Saat beristirahat, Anda tidak dianjurkan untuk meminum alkohol atau melakukan aktivitas berlebihan. </div> <div style="text-align: justify;"> Gejala di atas biasanya akan membaik seiring dengan kondisi tubuh pendaki yang sudah beradaptasi, namun apabila dalam waktu 24-48 jam kondisi tidak membaik atau justru semakin memburuk, pendaki harus turun gunung. Kebanyakan pendaki merasa gejala semakin membaik saat turun setinggi 500-800 mdpl, namun apabila kondisi tetap tidak berubah, pendaki disarankan turun sampai <i>basecamp</i> pendakian dan meminta pertolongan tim medis di sana.</div> <h2 style="text-align: justify;"> Obat yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala acute mountain sickness</h2> <div style="text-align: justify;"> Onat-obatan yang bisa diberikan untuk mengurangi gejala AMS antara lain parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi sakit kepada atau pusing yang diderita, ondansetron atau promethazin untuk mengurangi mual dan muntah. Asetazolamide dan dexamethason merupakan salah satu obat yang sering digunakan baik untuk pencegahan maupun pengobatan AMS. Oksigen juga bisa diberikan apabila gejala dirasakan berat, dan bisa dihentikan saat gejala membaik. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda mengenai perlu tidaknya penggunaan terapi di atas dan berapa dosis yang dianjurkan. </div> <h2 style="text-align: justify;"> Bagaimana cara mencegah acute mountain sickness saat naik gunung?</h2> <div style="text-align: justify;"> Deteksi dini dan penanganan yang cepat merupakan suatu hal yang penting bagi AMS. AMS yang tidak ditangani dengan tepat bisa berakibat fatal, bahkan sampai menyebabkan kematian. Posisi penderita yang berada di gunung juga merupakan suatu tantangan karena medan yang sulit dijangkau dan tidak adanya jaringan komunikasi. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila pendaki mengetahui tips-tips untuk mencegah penyakit gunung ini.</div> <ul style="text-align: justify;"> <li>Mendaki secara perlahan, supaya tubuh bisa beradaptasi.</li> <li>Jika Anda tinggal di tempat dengan ketinggian di bawah 1500 mdpl, hindari tidur di ketinggian d iatas 2800 mdpl pada malam pertama.</li> <li>Membuka tenda di tempat yang lebih rendah. Pendaki tentu saja diperbolehkan mendaki sampai puncak jika dirasakan aman, namun untuk bermalam, disarankan mencari tempat yang lebih rendah.</li> <li>Tinggal di tempat dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl selama beberapa hari atau minggu sebelum pendakian bisa membantu Anda untuk mendaki lebih cepat.</li> </ul> Sumber : <a href="https://hellosehat.com/mountain-sickness-penyakit-berbahaya-yang-sering-menyerang-pendaki-gunung/" target="_blank">HelloSehat</a> <br /> <ul style="text-align: justify;"> </ul> </p>

Mendaki gunung menjadi salah satu hobi yang banyak digemari remaja beberapa tahun belakangan. Namun, tahukah Anda bahwa pendakian yang ...

16 Tips Untuk Pendaki Pemula

<p> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: center;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidck1tcFp-eSWboEemzM-cLLUseeCUeW-3wAsM2j4-W6FDWexbSIdpFe5hjbPnICphy0T_F9GJvyF90Ci07_S7tDZjEb38YJDT79j9dc2jjhNtxbIo6SC-Ijn5edtrvUZVyvv6lOTqPbFw/s1600/LOGOOKFIX_1470935062346.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidck1tcFp-eSWboEemzM-cLLUseeCUeW-3wAsM2j4-W6FDWexbSIdpFe5hjbPnICphy0T_F9GJvyF90Ci07_S7tDZjEb38YJDT79j9dc2jjhNtxbIo6SC-Ijn5edtrvUZVyvv6lOTqPbFw/s200/LOGOOKFIX_1470935062346.jpg" width="200" /></a></div> <div style="text-align: left;"> <b>SEBELUM PENDAKIAN</b></div> </div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>1. PERSIAPAN - PELAJARAN - PERENCANAAN</b></div> <div style="text-align: justify;"> Gua sebenernya udah saatnya buat nulis yang super serious karena you know lah, gua udah gak bisa main-main lagi. Udah saatnya serius dan meniqa. Pret. </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Jadi, sebelum mendaki gunung ada 3 hal yang wajib banget dilakukan. 3 hal ini masih dalam tahap gak ngapa-ngapain kecuali mikirin. Nah, yaitu persiapan, pelajaran, dan perencanaan. Mari kita breakdown satu-satu:</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Persiapan-</b>Adalah saat dimana kamu menyiapkan segala sesuatunya seperti mental yang kuat, niat yang baik, dan izin orang tua yang sudah dikantongi. Mengapa semuanya menjadi penting? Karena, naik gunung bukan sekadar pake kaos MY TRIP MY ADVENTURE-NATGEO yang mana keduanya itu beda banget dan gak ada hubungannya satu sama lain. Tapi naik gunung lebih ke, bertahan dari kelemahan diri sendiri, survive, dan kembali lagi ke rumah. Naik gunung tuh chapeque tahu gak sih?</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> Niat yang baik tentu aja diperlukan, dimana, niat yang baik ini akan mengantarkan perilaku terbaikmu ketika di gunung nanti. Kalau niatmu baik, kamu gak bakal kepikiran tuh bawa-bawa tipe-x buat coret-coret batu di gunung, bawa-bawa pisau buat ngukir pohon, atau bawa-bawa kertas yang ditulisin terus ditinggal gitu aja di gunung. Niat yang baik, bakal membawa kebaikan buat kamu dan gunung itu sendiri. </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> Sama ijin orang tua. Ini menjadi sangat penting. Mengapa? Ingat sama kejadian pendaki cewe yang nekat ke Semeru dan ternyata gak ijin sama ibu-bapaknya? Nah, bisa aja kejadian kayak gitu menimpa kamu. Coba, sedih banget gak sih, pamitnya cuma main sebentar, tau tau orang tuanya denger kalo anaknya ditemukan tewas di gunung Semeru. Mana anaknya cantik.... :(</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pelajaran-</b>Seperti yang gua tulis di 7 Cara Menjadi Pendaki Yang Budiman, bahwa naik gunung juga perlu belajar. Belajar mendaki gunung ada banyak macamnya, misalnya medan gunung yang akan didaki, waktu tempuh, jenis gunung yang banyak air apa yang miskin air, apa yang perlu dilakukan sebelum mendaki gunung, dan masih banyak lagi variabelnya. Lebih tepatnya, pelajari kondisi gunung yang akan didaki nanti.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Perencanaan-</b>Semua hal di dunia ini perlu perencanaan, gak cuma di dunia finansial, tapi juga di dunia pendakian. Perencanaan  bisa dimulai dari menentukan gunung mana yang mau didaki pertama, mau jalan sama teman-teman dalam bentuk share cost apa mau ikutan open trip. Semua harus direncanakan dengan baik-baik. Gak perlu mateng-mateng banget.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>2. ITINERARY</b></div> <div style="text-align: justify;"> Hmm. Sebenernya itinerary sama perencanaan itu gak jauh beda sik. Haha. Tapi ya, kalau itinerary inilah yang jauh lebih matang dari yang tadi. Itinerary ini sifatnya lebih detail. Seperti yang udah gua tulis di Itinerary Pendakian Gunung, bahwasanya, detail dari berangkat dimana, ngumpul dimana, waktu jalan kapan, jam berapa ngapain aja, balik lagi ke rumah jam berapa, itu musti detail banget, meskipun gak akan setepat waktu itu kalau udah dijalanin. Tapi ini penting. Supaya kita bisa perkirakan kehidupan kita nanti. Persis kayak rundown kalau kamu lagi bikin acara-acara macem-macem di kampus atau di kantor.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>3. LENGKAPI PERALATAN MENDAKI</b><br /> Setelah tau tujuan pendakian dan itinerary, kita akan segera bisa men-define apa-apa saja peralatan yang diperlukan. Yang pasti, peralatan standar pendakian kayak sendal/sepatu gunung yang cocok buat jenis gunung tersebut (baca: Memilih Sepatu Gunung), tenda, <strike>springbed</strike> sleeping bag, alat masak, nesting, dan lain selengkapnya yang bisa dibaca di Peralatan Mendaki Gunung. Perlatan mendaki bisa sama bisa berbeda tergantung jenis orang dan jenis gunungnya. Kalau kayak gua, udah gak keitung berapa juta orang yang bilang kalau gua rempong kebanyakan bawaan, meskipun gunungnya gemes. Bisa kebayang kan kalau gunung yang berhari-hari banget?<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>4. PERSIAPAN FISIK - OLAHRAGA</b><br /> Satu yang kadang dilupain sama orang-orang yang excitement-nya terlalu tinggi pas tau mendaki. Gua kadang bingung juga sih, dulu waktu pertama kali mau mendaki gunung, meskipun seneng bukan kepalang tapi rasa ragu, cemas, khawatir, dan ragu-ragu ikutan menyelusup ke dalam ruang hati ini sehingga membuat gua kerap berpikir ratusan kali, jadi gak ya, sanggup gak ya, mampu gak ya?<br /> <br /> Akhirnya, gua makin memantapkan diri dan berusaha sebaik mungkin nyiapin mental dan fisik sebegitunya. Masih ingat banget dulu, sebulan sebelum naik gunung, mengingat gua gak pernah olahraga sebelumnya, gua gila-gilaan lari ngelilingin UI. Gak cuma lari, tapi loncat-loncat, lari turun bukit kecil-kecilan UI. Demi membuat fisik gua siap menghadapi terjalnya Gunung Merbabu. Tapi kayaknya para newbie sekarang, cuma kegirangan doang mau naik gunung pertama tanpa mempersiapkan diri sebegitunya. Jangan ikut-ikutan yang bandel yak! Tetap Olahraga Sebelum Mendaki, kecil-kecilan aja juga gak papa.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>5. MANAJEMEN LOGISTIK</b><br /> Okay. Peralatan udah. Olahraga udah. Itinerary udah. Nah sekarang saatnya management logistik. Yup, logistik adalah barang bawaan manjat yang wal khususon ke makanan. Lebih kepada apa aja sih makanan yang harus kita bawa pas pendakian?<br /> <br /> Biasanya kalau makanan berat sih selalu dibagi kelompok. Termasuk air. Makanan ringan bisa dibilang tanggung jawab pribadi dengan selera pribadi. Apa saja makanan yang biasa gua bawa? Coba intip postingan Menu Makanan Pendakian ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>6. SURAT IZIN PENDAKIAN</b><br /> Namanya SIMAKSI. Aduh kepanjangannya lupa. Kayaknya Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi, deh. Surat ini biasanya ada di gunung-gunung yang udah jadi kawasan konservasi kayak TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) dan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak). Tapi aturan mendapatkan surat-surat ini biasa berbeda setiap gunung. Kalo TNGGP emang agak rempong, jadi musti didapetin beberapa hari sebelum nanjak dan harus daftar online, gak kayak gunung yang lain.<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div> <b>7. SIAPKAN OUTFIT YANG TEPAT</b><br /> <br /> Outfit yang tepat adalah dimana kita kalau bisa bawa baju yang cukup, kering, dan memadai untuk masa pendakian. Gak usah berlebihan gak usah kekurangan. Pas aja. Dengan bahan yang sesuai untuk pendakian kayak baselayer, dryfit, celana kargo, maupun kaos-kaos mudah kering , Jaket dan segala rupa juga musti dibawa. Oiya, ada saran dari beberapa teman, kalau bisa, naik gunung dengan outfit berwarna yang mencolok agar mudah ditemukan ketika ilang *amit-amit jangan sampe tapi*. Warna mencolok misalnya bright white, shocking pink, atau ijo stabilo. Pokoknya yang bikin temen-temen kamu silau sekaligus kesel ngeliatnya. <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: center;"> <b>SAAT PENDAKIAN</b></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>8. AKLIMATISASI</b><br /> Kayak yang udah gua tulis di Hipotermia Bukan Cuma Di Kutub Utara, bahwa tubuh kita memerlukan aklimatisasi sebelum mendaki. Badan kita perlu mengetahui kondisi gunung. Tingkat dinginnya seberapa. Kondisi alamnya kayak gimana. Agar siap sebelum pendakian dimulai. Bisa dilakukan dengan stay dulu semalam di basecamp pendakian. Atau ngemil-ngemil cantik dulu sebelum manjat.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>9. BERDOA SEBELUM MENDAKI</b><br /> Seperti yang gua bilang di Tips Mendaki Anti Nyasar, bahwa terkadang mungkin saking excitednya kita mau ketemu alam bebas. Mau muncak gunung. Mau selfie, kita suka lupa berdoa. Sekali lagi ini penting. Perkara percaya Tuhan atau gak, paling tidak, dengan berdoa seperti: <i>"semoga pendakian ini baik-baik saja, lancar, dan aman"</i> bisa kasih ketentraman di hati kita. Dan kelancaran di pendakian. Betul gak mamah dedeh?</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>10. IKUTI PROSEDUR #SAFETYFIRST</b><br /> Saat mendaki gunung, ikuti prosedur #SAFETYFIRST yang udah gua tulis itu. Gak berat kok. Dan sekali lagi, ikuti juga tips mendaki anti nyasar itu. Kalo capek bilang, kalo lelah dikasih harapan palsu bilang, kalau mau teriak, tinggal teriak. Asal, jangan sampai kejadian kenapa-kenapa diem aja. Kasian teman rombongannya. Ikuti itinerary yang udah dibuat rombongan, dan percayalah pada team leader. Eh, percaya pada masing-masing rombongan serta percaya diri juga.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>11. BAWA TURUN SAMPAH </b><br /> Kalau ini sih ya, kayaknya harus terus menerus gua edukasi. Bawa sampah itu enteng kok. Emang rempong aja sih, gede gitu di plastik. Tapi kan, yang bekas makan ngana, yang bekas minum ngana, yang bawa-bawa bebarang itu ngana, masa orang lain yang bawain? You think you flower? Cantik banget kayak ratu sampahnya gak mau dibawa turun?<br /> <br /> Karena sesungguhnya, yang sampah adalah kamu kalau gak membawanya turun. Soalnya dia gak punya kaki buat turun sendiri, iya gak?<br /> <br /> Selalu ingat ini:<br /> <br /> <i>Take nothing but pictures.</i><br /> <i>Leave nothing but footprints.</i><br /> <i>Kill nothing but time.</i></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>12. TETAP HIDUP</b><br /> Tujuan mendaki gunung yang utama, iya, bullshit kalau bukan puncak, pasti puncak. Tapi akan diiringi tujuan berikutnya yang jauh lebih penting daripada puncak, yaitu, pulang ke rumah dengan selamat.<br /> <br /> Karena tentu aja, pendaki yang sukses, pendaki yang cool, kece, pendaki yang penuh pengalaman segudang, adalah pendaki yang tetap hidup. Berjuanglah tetap hidup dan jangan berbuat konyol yang sekiranya membuat kamu bisa kehilangan nyawa (meskipun naik gunung itu sendiri ada sebagian resiko bakal kehilangan nyawa dengan berbagai cara). Kalau pendaki yang tidak hidup lagi namanya almarhum atau almarhumah.<br /> <br /> Pilih mana?<br /> <b><br /></b> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: center;"> <b>SESUDAH PENDAKIAN</b></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>13. KABARI ORANG TERDEKAT</b><br /> Orang terdekat gak melulu soal keluarga. Bisa jadi gebetan, pacar, calon pacar, calon suami/istri, atau calon putus. Ya bisa siapa aja kan. Meski sewajarnya sih keluarga dulu. Karena mereka kan pasti khawatir lah ya kalau anaknya belum ada kabarnya dari gunung. Ngakunya cuma naik Gunung Munara yang cuma sehari, eh, ternyata naik Gunung Lawu yang sampe 3 hari.<br /> <br /> Nah, biar mereka gak khawatir dan mikir macem-macem, pastikan setelah turun gunung dan dapet sinyal lagi, langsung kabarin!</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>14. ISTIRAHAT</b><br /> Paling enak waktu sampe ke basecamp adalah ini, istirahat. Kebayang gak sih kamu akhirnya sampe lagi di peradaban dan bikin isi kepala kamu yang pengen teteriakan gemes serta nangis-nangis manja karena udah sampe lagi di bawah dengan selamat?<br /> <br /> Gua biasanya begitu liat plang atau apapun lah yang menandakan kalau gua dah sampai selalu: "AKHIRNYAAAAAA"<br /> <br /> Lalu duduk dengan manja dan nangis-nangis gemes sambil ketawa-ketawa persis orang gila. Ditambah meluk-meluk kerir dengan mesra. Oh indahnya...<br /> <br /> "Kok yang dipeluk keril mz? jomblo ya?"<br /> <br /> *kemudian nangis beneran<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>15. MANDI</b><br /> Yap, mungkin cuma gua yang mementingkan mandi di atas segalanya setelah sampai di bawah. YA AMPUN! Air itu rasanyaaaa segar bangettttt! Hampir semua gunung, pasti airnya jauh lebih segar, dingin, dan membuat kita rejuvenating. Halah halah apa itu artinya. Intinya, sayang banget kalau begitu sampai bawah gak melakukan ritual mandi. Rasanya, kayak ada yang kurang!</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <b>16. MAKAN ENAK</b><br /> Waktu lagi perjalanan turun gunung dengan sisa-sisa tenaga, biasanya yang paling menguatkan adalah ketemu lagi sama makanan-makanan enak. Kalau gua, biasanya, fetish terbesar gua adalah makan sate ayam, es kelapa muda, mie ayam, sama JUNKFOOD! OMG ENDES BANGET!!!<br /> <br /> Jadi pengen makan JunkFood! Huah!<br /> <br /> ***<br /> <br /> Yak, begitu saja 16 Tips Buat Pendaki Pemula yang pengen nyobain rasanya naik gunung. Naik gunung itu susah-susah gampang, enak-enak gak. Asal ngikutin prosedur, insha Allah akan selalu aman kok.<br /> <br /> sumber : <a href="http://www.jalanpendaki.com/2015/09/16-tips-untuk-pendaki-pemula.html" target="_blank">jalan pendaki</a> </p>

SEBELUM PENDAKIAN 1. PERSIAPAN - PELAJARAN - PERENCANAAN Gua sebenernya udah saatnya buat nulis yang super serious karena you ...

SEJARAH KOMUNITAS KUPIJAK ALAM

<p> <!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6ppcdOgLuDbAWq0uBNW_1Dghi4HsqW8oWW6OUnme5oulAuAs4MD8hTgzP2zt4ysCBCv7CKQmQzVWKiX2UXQVj9hLA7olTkXd-GcrC32iZ_jGAe_xn5Q6XNfhuNp7vUEOJ0x0gY3q-oe-y/s1600/LogoKKPA.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1547" data-original-width="1600" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6ppcdOgLuDbAWq0uBNW_1Dghi4HsqW8oWW6OUnme5oulAuAs4MD8hTgzP2zt4ysCBCv7CKQmQzVWKiX2UXQVj9hLA7olTkXd-GcrC32iZ_jGAe_xn5Q6XNfhuNp7vUEOJ0x0gY3q-oe-y/s320/LogoKKPA.jpg" width="320" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">K</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">omunitas Kupijak Alam (KKPA)</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> merupakan salah satu komunitas pecinta alam yang bertujuan untuk menjadikan suatu wadah kecintaannya pada alam bagi masyarakat dan memperluas serta mempertinggi rasa cintanya terhadap alam.  Awal mula berdirinya KKPA adalah bernama Pendaki Gunung Nusantara (PGN). PGN berdiri pada saat itu adalah group media sosial yang didirikan pada senin, 23 Mei 2016 oleh Sdr. Indah dengan adminnya adalah Sdr. Indah, Sdr. Bayu dan Sdr. Marlan. PGN beranggotakan sekelompok pendaki gunung dari beberapa wilayah di Indonesia antara lain JABODETABEK, Jawa Tengah, Jawa Timur serta daerah-daerah lainnya. </span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Setelah satu bulan berjalan, arah PGN semakin tidak ada kejelasan untuk kedepannya seperti apa, maka dari itu perwakilan dari setiap daerah mengusulkan untuk membentuk suatu komunitas pecinta alam dan diadakannya KopDar di Lapangan Sempur, Bogor. Setelah mempertimbangkan dan memperhitungkan banyak hal dari hasil Kopdar di lapangan Sempur Bogor, pewakilan Jabodetabek yaitu Sdr. Marlan Munaji, Sdr. Rahmat Chatno, Sdr. Dany Xila Etha, Sdri. Widi dan Sdri. Anggun bertekad memperbaharui <b>Pendaki Gunung Nusantara (PGN</b>) menjadi  suatu komunitas pecinta alam dengan mengganti nama menjadi <b>Komunitas Kupijak Alam (KKPA) </b>pada sabtu, 18 Juni 2016 di kediaman Sdr. Marlan (Gunung Batu, Bogor). </span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3g_KJdux6FuA0HxG7XETz7RiNzjki2Fuf2ss9EObAc0GjAnp6sTxNCt4YnVPJeh7DJ1Su7S1ZgKWLoY9VBIc2yMEnmw0KypYjh1x9mc6CcGUX1jK2MYG5iWPmDN3Jn07dR4yfW9Yj56hz/s1600/IMG-20160920-WA0013.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3g_KJdux6FuA0HxG7XETz7RiNzjki2Fuf2ss9EObAc0GjAnp6sTxNCt4YnVPJeh7DJ1Su7S1ZgKWLoY9VBIc2yMEnmw0KypYjh1x9mc6CcGUX1jK2MYG5iWPmDN3Jn07dR4yfW9Yj56hz/s320/IMG-20160920-WA0013.jpg" width="320" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Komunitas Kupijak Alam berdiri di Gunung Batu, Bogor. Nama yang digunakan adalah Kupijak Alam yang berartikan kita sedang berpijak pada Alam. Kenapa memilih nama kupijak alam? Karena nama kupijak alam sesuai dengan seorang pecinta alam yang pastinya berpijak pada alam. KKPA sendiri mempunyai motto yaitu Kupijak Tak Kurusak yang bermakna berpijaklah pada alam tapi jangan sampai kau merusak indahnya alam. </span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dengan dirubahnya Pendaki Gunung Nusantara menjadi Komunitas Kupijak Alam ini, diharapkan dapat menjadi suatu wadah bagi masyarakat tentang alam serta peduli dan mempertinggi rasa cintanya terhadap pelestarian alam.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"> <b><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">VISI</span></u></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menjadikan suatu komunitas untuk menghimpun, memberikan informasi, menggali informasi, menggali potensi, membina, memberdayakan, mengajak dan mengembangkan organisasi pecinta alam yang berguna bagi masyarakat di bidang outdoor sport maupun lingkungan demi kelestarian alam dan lingkungan di daerahnya masing-masing untuk menanamkan potensi positif yang ada di pecinta alam kepada masyarakat agar mengetahui fungsi alam sebagai JANTUNG BUMI yang tidak lain adalah inti dari kehidupan karena faktor utama untuk bernafas bagi makhluk hidup di bumi.</span></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"> <b><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">MISI</span></u></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sesuai Visi diatas maka Misi Komunitas Kupijak Alam yang ditetapkan adalah :</span></div> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menjalin tali silaturahmi dengan organisasi pecinta alam di daerah masing-masing saling bertukar dan berbagi informasi dengan organisasi pecinta alam semesta Indonesia Raya.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mendidik, melatih dan mensosialisasikan segala hal yang berhubungan dengan kecintaan terhadap alam dan juga tentang lingkungan.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Berperan aktif untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan di daerahnya masing-masing .</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengajak dan menyadarkan masyarakat atas potensi positif tentang organisasi pecinta alam untuk merubah paradigma negatif masyarakat tentang organisasi pecinta alam.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Melakukan usaha-usaha untuk berinovasi di bidang kepencintaan alam.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Melatih mental sikap tenggang rasa, kepedulian yang tinggi, berjiwa sosial, dan peduli terhadap sesama maupun lingkungan sekitar.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengerti akan pentingnya alam agar sedikit berkurang potensi kerusakan alam.</span></li> </ul> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Agar menjadi pribadi yang tidak sembrono terhadap alam dan menjadi pribadi yang peduli terhadap kelestarian alam. </span></li> </ul> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><br /> <b><u>ARTI LOGO</u></b></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Arah Kompas </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">yang berartikan petunjuk arah, dimana petunjuk arah tersebut agar bisa menunjukan arah yang benar dan berada dijalan yang semestinya, serta semua arah yang dituju Insya Allah akan kita tempuh tentunya ke hal yang positif.                                                                        </span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Gunug Yang Menjulang Tinggi </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">yang berada didalam Lingkaran Kompas berartikan seseorang pencinta alam harus Memiliki cita-cita tinggi seperti halnya gunung yang menjulang tinggi. Serta <b>Seorang Traveller</b> yang berada disamping kompas berartikan seseorang yang mencintai dan menghargai alam tentunya harus berusaha senantiasa untuk melestarikan dan menjaga kelestarian alam. <b>Tulisan KKPA</b> yang berada didalam lingkaran merupakan kepanjangan dari nama Komunitas Kupijak Alam.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tulisan Kupijak Tak Kurusak </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">merupakan motto dari KKPA itu sendiri yang berartikan seorang pecinta alam senantiasa tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja akan tetapi harus menjaga dan melestarikan alam tanpa merusak ekosistem alam itu sendiri. <b>Warna Biru</b> pada lingkaran didalam kompas berartikan gambaran langit biru yang sangat luas seperti hal nya pemikiran pecinta alam yang selalu luas dan terbuka untuk menemukan gagasan-gagasan baru terutama untuk menciptakan terjaganya kelestarian alam. </span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"> <b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Warna Hitam</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> pada logo KKPA berartikan seorang pecinta alam dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab haruslah tegas seperti halnya warna hitam yang mempunyai arti tegas dan kegagahan. <b>Warna Putih</b> pada logo KKPA berartikan kesucian niat dalam jati diri seorang pecinta alam. <b>Tulisan Kupijak Alam </b>merupakan nama komunitas ini sendiri.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div> </p>

K omunitas Kupijak Alam (KKPA) merupakan salah satu komunitas pecinta alam yang bertujuan untuk menjadikan suatu wadah kecintaannya p...

7 Kode Etik Pecinta Alam Yang Wajib Kamu Ketahui

<p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMVFI2g1Ka1Roxi5GLlhLoRxVa5OqLRPwd6PcOo1b0PRVnGF2rNtZejlWrV-i_lYosxnLOU9chX4dGQVrPhqUq8iXBFSQ6aUdvSBGA3fleWa4_0vACLQ4m9NGREmhCssaCIOAi-NL5yni/s1600/kode-etik-pecinta-alam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMVFI2g1Ka1Roxi5GLlhLoRxVa5OqLRPwd6PcOo1b0PRVnGF2rNtZejlWrV-i_lYosxnLOU9chX4dGQVrPhqUq8iXBFSQ6aUdvSBGA3fleWa4_0vACLQ4m9NGREmhCssaCIOAi-NL5yni/s320/kode-etik-pecinta-alam.jpg" width="320" /></a></div> <b>Kode Etik Pecinta Alam Indonesia</b><span style="font-weight: 400;"> dicetuskan pertama kali pada Januari tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi para pecinta alam se-Indonesia dalam bersikap dan berperilaku dalam segala kegiatan di alam bebas.</span><br /> <h2> <b>Isi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia</b></h2> <span style="font-weight: 400;">Berikut isi dari Kode Etik Pecinta Alam Indonesia :</span><br /> <i><span style="font-weight: 400;">Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">sebagai anugerah yang Mahakuasa</span></i><i><span style="font-weight: 400;"><br /> </span></i><i><span style="font-weight: 400;">Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran</span></i><br /> <i><span style="font-weight: 400;">Menyatakan :</span></i><br /> <ol> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa</span></i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam </span></i><i><span style="font-weight: 400;">sesuai dengan kebutuhannya</span></i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Mengabdi kepada bangsa dan tanah air</span></i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat </span></i><i><span style="font-weight: 400;">sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya</span></i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam</span></i><i><span style="font-weight: 400;">sesuai dengan azas pecinta alam</span></i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan p</span></i><i style="line-height: 1.5;">engabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air</i></li> <li style="font-weight: 400;"><i><span style="font-weight: 400;">Selesai</span></i></li> </ol> <h2> <b>Sejarah pencetusan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia</b></h2> <span style="font-weight: 400;">Kode etik pecinta alam Indonesia ini dicetuskan pertama kali dalam sebuah kegiatan bernama Gladian Nasional Pecinta Alam IV. Ikrar akbar ini dilaksanakan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja pada bulan Januari tahun 1974.</span><br /> <span style="font-weight: 400;">Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. </span><br /> <b>Gladian Nasional</b><span style="font-weight: 400;"> merupakan Event pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional pada intinya adalah kegiatan “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, skill keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai media silaturahim dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia.</span><br /> <span style="font-weight: 400;">Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan dan dipegang teguh oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia.</span><br /> <h2> <b>Etika Lingkungan Hidup Universal</b></h2> <span style="font-weight: 400;">Dalam kegiatan alam bebas kita juga mengenal adanya 3 Etika Lingkungan yang mungkin semua sudah seringkali mendengarnya, kode etik ini dinamakan </span><b>Etika Lingkungan Hidup Universal</b><span style="font-weight: 400;">, yang isinya sebagai berikut :</span><br /> <ol> <li style="font-weight: 400;"><b>Take nothing but picture,</b><span style="font-weight: 400;"> Dilarang mengambil apapun kecuali foto</span></li> <li style="font-weight: 400;"><b>Leave nothing but footprint,</b><span style="font-weight: 400;"> Dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak</span></li> <li style="font-weight: 400;"><b>Kill noting but time,</b><span style="font-weight: 400;"> Dilarang membunuh apapun kecuali waktu</span></li> </ol> Semoga postingan ini bermanfaat, dan bisa menjadikan Kode Etik ini sebagai pedoman sehingga terpatri dalam jiwa kita, jiwa seorang pecinta alam.<br /> <br /> Sumber : <a href="http://jejakpendaki.web.id/kode-etik-pecinta-alam" target="_blank">Jejak Pendaki </a> </p>

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dicetuskan pertama kali pada Januari tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi p...